Fauna Khas Indonesia
1. Gajah Sumatera
Gajah
Sumatra adalah subspesies dari gajah Asia yang hanya berhabitat di
pulau Sumatra. Gajah Sumatra berpostur lebih kecil daripada subspesies
gajah India. Populasinya semakin menurun dan menjadi spesies yang sangat
terancam. Sekitar 2000 – 2700 ekor gajah Sumatra yang tersisa di alam
liar berdasarkan survei tahun 2000. Sebanyak 65% populasi gajah Sumatra
lenyap akibat dibunuh manusia dan 30% kemungkinan diracuni manusia.
Sekitar 83% habitat gajah Sumatra telah menjadi wilayah perkebunan
akibat perambahan yang agresif untuk perkebunan.
2. Komodo
Komodo,
atau yang selengkapnya disebut biawak komodo (Varanus komodoensis),
adalah spesies kadal terbesar di dunia yang hidup di pulau Komodo,
Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara. Biawak ini
oleh penduduk asli pulau Komodo juga disebut dengan nama setempat
ora.Termasuk anggota famili biawak Varanidae, dan klad Toxicofera,
komodo merupakan kadal terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang 2-3
m. Ukurannya yang besar ini berhubungan dengan gejala gigantisme pulau,
yakni kecenderungan meraksasanya tubuh hewan-hewan tertentu yang hidup
di pulau kecil terkait dengan tidak adanya mamalia karnivora di pulau
tempat hidup komodo, dan laju metabolisme komodo yang kecil.[4][5]
Karena besar tubuhnya, kadal ini menduduki posisi predator puncak yang
mendominasi ekosistem tempatnya hidup.Komodo ditemukan oleh peneliti
barat tahun 1910. Tubuhnya yang besar dan reputasinya yang mengerikan
membuat mereka populer di kebun binatang. Habitat komodo di alam bebas
telah menyusut akibat aktivitas manusia dan karenanya IUCN memasukkan
komodo sebagai spesies yang rentan terhadap kepunahan. Biawak besar ini
kini dilindungi di bawah peraturan pemerintah Indonesia dan sebuah taman
nasional, yaitu Taman Nasional Komodo, didirikan untuk melindungi
mereka.
3. Burung Cendrawasih
Burung-burung
cendrawasih merupakan anggota famili Paradisaeidae dari ordo
Passeriformes. Mereka ditemukan di Indonesia timur, pulau-pulau selat
Torres, Papua Nugini, dan Australia timur. Burung anggota keluarga ini
dikenal karena bulu burung jantan pada banyak jenisnya, terutama bulu
yang sangat memanjang dan rumit yang tumbuh dari paruh, sayap atau
kepalanya. Ukuran burung cendrawasih mulai dari Cendrawasih Raja pada 50
gram dan 15 cm hingga Cendrawasih Paruh-sabit Hitam pada 110 cm dan
Cendrawasih Manukod Jambul-bergulung pada 430 gram.Burung cendrawasih
yang paling terkenal adalah anggota genus Paradisaea, termasuk spesies
tipenya, cendrawasih kuning besar, Paradisaea apoda. Jenis ini
dideskripsikan dari spesimen yang dibawa ke Eropa dari ekpedisi dagang.
Spesimen ini disiapkan oleh pedagang pribumi dengan membuang sayap dan
kakinya agar dapat dijadikan hiasan. Hal ini tidak diketahui oleh para
penjelajah dan menimbulkan kepercayaan bahwa burung ini tidak pernah
mendarat namun tetap berada di udara karena bulu-bulunya. Inilah asal
mula nama bird of paradise (‘burung surga’ oleh orang Inggris) dan nama
jenis apoda – yang berarti ‘tak berkaki’.Banyak jenis mempunyai ritual
kawin yang rumit, dengan sistem kawin jenis-jenis Paradisaea adalah
burung-burung jantan berkumpul untuk bersaing memperlihatkan keelokannya
pada burung betina agar dapat kawin. Sementara jenis lain seperti
jenis-jenis Cicinnurus dan Parotia memiliki tari perkawinan yang
beraturan. Burung jantan pada jenis yang dimorfik seksual bersifat
poligami. Banyak burung hibrida yang dideskripsikan sebagai jenis baru,
dan beberapa spesies diragukan kevalidannya. Jumlah telurnya agak kurang
pasti. Pada jenis besar, mungkin hampir selalu satu telur. Jenis kecil
dapat menghasilkan sebanyak 2-3 telur(Mackay 1990).+
4. Harimau Bali
Harimau
Bali (Panthera tigris balica) adalah subspesies harimau yang sudah
punah yang dapat ditemui di pulau Bali, Indonesia. Harimau ini adalah
salah satu dari tiga sub-spesies harimau di Indonesia bersama dengan
harimau Jawa (juga telah punah) dan harimau Sumatera (spesies
terancam)Harimau ini adalah harimau terkecil dari tiga sub-spesies;
harimau terakhir ditembak pada tahun 1925, dan sub-species ini
dinyatakan punah pada tanggal 27 September 1937. Karena besar pulau yang
kecil, hutan yang terbatas, populasi yang tidak pernah lebih besar dan
dianggap tidak ada yang selamat hari ini.Spesies ini punah karena
kehilangan habitat dan diburu.
5. Badak Sumatera
Badak
Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) adalah satu-satunya badak bercula
dua tinggal di Asia. Mereka saat ini terdaftar dalam golongan hampir
punah oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) dan
merupakan salah satu mamalia yang paling langka ditemukan di alam liar.
Mereka telah diburu sampai mendekati kepunahan, terutama untuk tanduk
yang diyakini memiliki sifat obat dan juga digunakan untuk diukir. Ada
juga masalah dengan habitat alami mereka ditebang untuk membuat jalan
bagi industri dan pertanian. Badak Sumatera ditemukan di hutan hujan
tropis di daerah-daerah terisolir di Indonesia. Mereka paling aktif di
malam hari, makan di pagi dan sore hari, dan menghabiskan sebagian besar
hari dan beristirahat di kolam lumpur. Mereka telah tercatat
bermigrasi, menghabiskan lebih sejuk bulan di lembah-lembah dataran
rendah dan menghabiskan bagian panas tahun di daerah pegunungan. Setiap
badak akan memiliki rumah daerah, sering tumpang tindih, yang berisi
jilatan, yang tampaknya menjadi penting untuk kelangsungan hidup mereka.
Mereka sangat teritorial, dan anggota dari kedua jenis kelamin mengikis
tanah dan menggunakan air seni dan kotorannya untuk menandai wilayah
mereka. Diperkirakan bahwa ada kurang dari 300 saat ini tinggal di alam
bebas. Sayangnya, mereka adalah makhluk kebiasaan dan sering kembali ke
tempat yang sama, dan para pemburu mudah mengambil keuntungan dari hal
ini. Badak Sumatra adalah khas dalam bahwa mereka ditutupi rambut, tidak
seperti anggota lain spesies. Rambut mereka panjang, berbulu, dan
berwarna coklat kemerahan dengan bersembunyi di bawahnya menjadi kelabu
seperti warna dan berlapis baja. Kedua jenis kelamin memiliki dua tanduk
yang tumbuh keluar dari hidung mereka, dan tanduk depan terasa lebih
besar daripada bagian belakang klakson. Jantan ‘tanduk agak lebih besar
daripada betina’. Mereka dapat mencapai ketinggian orang dewasa penuh
sekitar 8-10 kaki (2-3 meter) dengan tinggi bahu sekitar 4 kaki (135
cm). Mereka memiliki ekor relatif panjang, berukuran sekitar 20 inci (50
cm). Sangat kekar binatang, mereka dapat mencapai bobot dewasa sekitar
1000 kg (2200 pounds)
Fauna Khas Indonesia
22.35 |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar